Small World atau Taman Miniatur Dunia adalah sebentuk taman wisata edukasi yang menyuguhkan miniatur bangunan bersejarah di dunia, bangunan penting di dunia, termasuk keajaiban dunia.
Nilai edukatifnya karena di samping miniatur terdapat papan yang menginformasikan tentang bangunan tersebut. Selain edukatif, pengunjung juga dapat berfoto di sekitar miniatur. Menurutku, narsis justeru menjadi tujuan utama bagi wisatawan yang berkunjung ke Small World. Ya...gimana ngga pingin narsis, ya. Miniaturnya itu nggemesyin.
Perjalanan Menuju Small World
Mengawali perjalanan, aku bersama Si Kecil menunggu Milzana, teman perjalanan, di pertigaan Singomerto, Banjarnegara. Sesuai rencana awal, kami menggunakan transportasi umum Bus menuju Small World. Alasannya cukup simpel, karena aku mengajak Jasmine. Jadi, lebih nyaman dan aman menggunakan transportasi umum. Ngga menggunakan sepeda motor.
Perjalanan dari Banjarnegara menuju Banyumas menggunakan Bus kami tempuh kurang lebih dua setengah jam. Biaya untuk satu kali perjalanan Rp 20.000 per orang.
Bagi kalian yang datang dari arah timur, monumen patung Jenderal Soedirman atau RS. Margono bisa dijadikan patokan berhenti. Dari sini, kalian bisa melanjutkan perjalanan dengan mengambil arah kiri. Transportasinya sama transportasi menuju objek wisata Baturraden. Sementara dari arah barat, bisa langsung menuju terminal Purwokerto, dilanjut menggunakan angkutan umum jurusan Baturraden dengan membayar Rp 15.000 sampai Desa Ketenger.
![]()
Kami pun turun di persimpangan monumen ini, lanjut menggunakan angkutan umum warna kuning dengan membayar Rp 10.000. Angkutan umum hanya mengantar sampai Desa Ketenger atau jalan masuk objek wisata small world. Tanyalah pada Sopir, atau penduduk setempat, untuk lokasi tepatnya. Jika mau lanjut sampai lokasi, kalian tinggal menambah Rp 5.000 lagi.
Alternatif lain, kalian bisa naik ojek dari pangkalan masuk objek wisata atau jalan kaki kurang lebih 1 km.
Masuk Area Small World
Bagi kalian yang datang dari arah timur, monumen patung Jenderal Soedirman atau RS. Margono bisa dijadikan patokan berhenti. Dari sini, kalian bisa melanjutkan perjalanan dengan mengambil arah kiri. Transportasinya sama transportasi menuju objek wisata Baturraden. Sementara dari arah barat, bisa langsung menuju terminal Purwokerto, dilanjut menggunakan angkutan umum jurusan Baturraden dengan membayar Rp 15.000 sampai Desa Ketenger.

Kami pun turun di persimpangan monumen ini, lanjut menggunakan angkutan umum warna kuning dengan membayar Rp 10.000. Angkutan umum hanya mengantar sampai Desa Ketenger atau jalan masuk objek wisata small world. Tanyalah pada Sopir, atau penduduk setempat, untuk lokasi tepatnya. Jika mau lanjut sampai lokasi, kalian tinggal menambah Rp 5.000 lagi.
Alternatif lain, kalian bisa naik ojek dari pangkalan masuk objek wisata atau jalan kaki kurang lebih 1 km.
Masuk Area Small World
Sesampainya di halaman depan yang langsung dijadikan tempat parkir, kami menuju loket pembelian tiket masuk yang berada di pojok kiri. Kami menyodorkan selembar uang lima puluh ribu lewat loket. Tanpa ada komunikasi, petugas tiket menyerahkan dua tiket, satu untukku, satunya lagi untuk Milzana. Sementara Jasmine masih gratis karena usianya di bawah tiga tahun.
Pintu masuk Small World cukup sederhana, masih berupa anyaman bambu, dan ngga terlihat seperti gerbang masuk. Pun dengan Toilet, Mushala, dan Tempat Makan yang semuanya ada di luar, dekat dengan tempat parkir roda dua.

Aku kagum dengan ide sang owner yaitu Bu Sri Banowati yang dapat membuat miniatur sampai tampak memesona. Minatur dikemas cantik, dan menggemaskan. Contohnya miniatur Bundaran HI yang lokasinya tepat di depan pintu masuk.
Narsis Di Sekitar Miniatur
Cukup lega, begitu masuk disuguhi Bundaran HI. Coba kalau yang dilihat pertama kali yaitu Menara Kembar, atau Merlion. Kurang sejuk, dong. Hahaha.
Mengunjungi Small World saat akhir pekan sebenarnya bukan pilihan tepat karena banyaknya pengunjung yang ingin mengabadikan kunjungannya.Satu per satu, rombongan, kadang mereka ngga mau antre apalagi mengalah. Makanya, untuk mendapat moment yang bagus, foto yang ciamik, datanglah saat weekdays. Taman cukup lenggang, jadi bisa santai berfoto tanpa ngga enak hati karena udah banyak yang antre.
Beberapa miniatur landmark dunia yang sudah siap untuk narsis di sini diantaranya yaitu Patung Merlion, Liberty, Twin Tower, Big Ben, Menara Eiffel, Kinkaku-ji, Kincir Angin punya Belanda di mana di depannya lengkap dengan bunga tulip, Tugu Monas, Rumah Gadang, Colosseum, Angkor Wat, Taman Bunga Sakura, dan Opera House Sidney.
Beberapa miniatur landmark dunia yang sudah siap untuk narsis di sini diantaranya yaitu Patung Merlion, Liberty, Twin Tower, Big Ben, Menara Eiffel, Kinkaku-ji, Kincir Angin punya Belanda di mana di depannya lengkap dengan bunga tulip, Tugu Monas, Rumah Gadang, Colosseum, Angkor Wat, Taman Bunga Sakura, dan Opera House Sidney.
![]() |
Mau banget sampai Kinkakuji ini...unch! |
Kinkaku-ji adalah spot yang sedari awal kuincar Aku punya cita-cita, suatu hari nanti aku akan berdiri di samping, atau duduk di sekitar kuil yang berlokasi di Kyoto, Jepang. Bangunan ini dibangun pada tahun 1397 sebagai vila peristirahatan bagi Shogun Ashikaga Yoshimitsu. Pingin sesekali berada di sini. Unnch...
![]() |
Menara Kembar, landmark Malaysia |
Belajar mengenal atau mengingat kembali bangunan bersejarah, landmark dunia, dan juga keajaiban dunia, lewat miniatur rasanya lebih bergairah. Seperti bernyawa. Hihihi. Menurut salah satu petugas yang sempat kuajak ngobrol, akan segera diadakan pelebaran guna menambah koleksi miniatur dari 18 menjadi 30 miniatur. Sekaligus menambah kenyamanan pengunjung. Bakal tambah ramai, ya.
Meski telah berdiri di atas tanah seluas 1.2 hektare, namun pada kenyataannya, saat akhir pekan tiba, taman penuh pengunjung, dan miniatur pun seakan tenggelam dikroyok pengunjung. Hahahaha.
Jarak antar minatur yang terlalu dekat, membuat hasil dokumentasi kurang memuaskan. Misal nih, kami berfoto di Menara Eiffel, eh di belakang miniatur ini ada orang yang juga sedang berfoto. Susah kalau mereka ngga masuk frame. Hasilnya yaudah, foto rakyat, deh. Qiqiqi
Jarak antar minatur yang terlalu dekat, membuat hasil dokumentasi kurang memuaskan. Misal nih, kami berfoto di Menara Eiffel, eh di belakang miniatur ini ada orang yang juga sedang berfoto. Susah kalau mereka ngga masuk frame. Hasilnya yaudah, foto rakyat, deh. Qiqiqi
Bersabar dan Cari Moment
Seperti yang sudah kutulis di atas, sebagian besar pengunjung yang datang ke sini pasti punya tujuan untuk berfoto. Tentunya selain "membayar" rasa penasaran atas beredarnya foto kekinian di taman ini. Bersabar dan mencari moment yang tepat adalah kunci untuk mendapat foto lumayan bagus saat akhir pekan di Small World. Ya...seperti kami. Rasanya sudah betul-betul maksimal untuk mencari moment yang pas, tapi kenyataannya dokumentasi kami biasa banget. Hahaha.
Lihat hasil dokumentasi di bawah ini:
Lihat hasil dokumentasi di bawah ini:
![]() |
Punggungya geser, Maaaaaas... |
![]() |
Ukuran miniaturnya segini... |
![]() |
Kalau seperti ini, lumayan. Jangan bilang raksasa, ya. Hahahaha |
Replika dalam bentuk miniatur ini berhasil menyedot perhatian masyarakat luas. Betul-betul di luar dugaanku. Kukira, pengunjung ngga membeludak, ramai, tapi masih dalam batas wajar. Ternyata dugaanku salah. Dan hebatnya, nih, kini Small World telah menjadi tempat tujuan wisata saat hari libur, atau akhir pekan.
Bisa jadi, angka kunjungan wisatawan ke Baturraden bisa kalah banyak jika dibanding dengan angka kunjungan wisatawan keTaman Miniatur Dunia, ya. Terlebih saat akhir pekan, tempat parkir penuh!
Hayook...ke Small World. Cuma di sini lho bisa megang kincir angin, landmark Belanda. Atau, mencium Ka'bah. 😂
Small World Banyumas
📍: Jalan Raya Baturraden Barat, Desa Ketenger, Baturraden, Banyumas.
💳: Rp 15.000 per orang
🎦: Mushala, Toilet, Tempat Parkir, dan Foodcourt.
⌚: 07.00-22.00 WIB.
📝: Belum tersedia transportasi umum menuju lokasi. Dari jalan raya bisa jalan kaki kurang lebih 1.5 km. Atau, bisa juga naik Ojek.